Jakarta
(SI ONLINE) - Sejumlah anggota Komisi III mendukung keberadaan Front
Pembela Islam (FPI).
Dukungan itu terucap dalam rapat dengar umum antara
Komisi III DPR dengan delegasi Forum Umat Islam (FUI) dan FPI, di ruang
rapat Komisi III, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu kemarin
(15/2/2012).
Anggota Komisi III Habib Aboe Bakar Al Habsy misalnya, dia mengatakan heran dengan opini yang berkembang saat ini.
Anggota Komisi III Habib Aboe Bakar Al Habsy misalnya, dia mengatakan heran dengan opini yang berkembang saat ini.
Menurut politisi PKS ini,
dalam insiden Palangkaraya FPI adalah korban tetapi sekarang malah FPI
yang dipersalahkan.
Dia juga mengaku heran dengan sikap SBY yang turut
bicara dalam masalah ini.
"Saya terus terang heran. Saat FPI datang ke Kalteng, mereka korban. Tapi kok sekarang FPI yang dikorbankan. Ada apa?. Anehnya SBY turut bicara," kata Aboe Bakar.
Abo Bakar lantas mengajak agar SBY introspeksi. "SBY harus introspeksi. Bangsa ini harus introspeksi. Kenapa FPI dipojokkan?", tanya Ketua DPP PKS ini.
Aboe Bakar juga merasa heran atas tindakan Gubernur Kalteng yang menggunakan kantor negara sebagai pusat anarkis.
"Saya terus terang heran. Saat FPI datang ke Kalteng, mereka korban. Tapi kok sekarang FPI yang dikorbankan. Ada apa?. Anehnya SBY turut bicara," kata Aboe Bakar.
Abo Bakar lantas mengajak agar SBY introspeksi. "SBY harus introspeksi. Bangsa ini harus introspeksi. Kenapa FPI dipojokkan?", tanya Ketua DPP PKS ini.
Aboe Bakar juga merasa heran atas tindakan Gubernur Kalteng yang menggunakan kantor negara sebagai pusat anarkis.
Jika dugaan itu benar,
kata Aboe Bakar, berarti telah terjadi anarkis formal. "Kalau jadi SARA
ini bisa jadi Bosnia yang ketiga atau keempat.
Saya pikir cek benar, apa
benar gerakan anarkis ini dilakukan Gubernur di kantor pemerintah",
desaknya.
Aboe Bakar juga mendesak agar pelaku demonstrasi di Palangkaraya yang membawa senjata tajam diproses secara hukum.
Aboe Bakar juga mendesak agar pelaku demonstrasi di Palangkaraya yang membawa senjata tajam diproses secara hukum.
Terakhir, Aboe Bakar
mengucapkan selamat berjuang untuk FUI dan FPI. "Selamat berjuang untuk
kawan-kawan semua", tutupnya.
Selain dari politisi PKS, dukungan senada juga keluar dari lisan anggota Komisi III H. Nudirman Munir.
Selain dari politisi PKS, dukungan senada juga keluar dari lisan anggota Komisi III H. Nudirman Munir.
Politisi Golkar ini mengaku prihatin
dengan masalah baru yang muncul ini, padahal bangsa ini tengah mencoba
menyelesaikan banyak masalah.
Ia merasa heran, Teras Narang yang juga
mantan wakil Ketua Komisi III DPR mengapa bisa berbuat seperti yang
dilaporkan FPI.
"Saya ga ngerti kok bisa begini. Saya usul ketua untuk
klarifikasi", kata Nudirman pada pimpinan rapat, Azis Syamsuddin.
Berbicara tentang isu kekerasan oleh FPI, Nudirman mengatakan bahwa mungkin itu dilakukan oleh oknum.
Berbicara tentang isu kekerasan oleh FPI, Nudirman mengatakan bahwa mungkin itu dilakukan oleh oknum.
Itupun yang memang terbukti bersalah
sudah dihukum menurut ketentuan hukum.
Nudirman menceritakan, ia pernah
lewat di Petamburan saat ribuan FPI berkumpul dalam sebuah acara.
"Saya
buka kaca mobil, saya beri salam mereka. Tak ada yang menyenggol mobil
saya", kata mantan Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR ini.
Nudirman juga mengakui jasa besar FPI dalam melawan kebejatan moral, narkoba dan segala macamnya.
Nudirman juga mengakui jasa besar FPI dalam melawan kebejatan moral, narkoba dan segala macamnya.
Ia mengaku melihat sendiri kegiatan FPI
itu. "FPI luar biasa peranannya untuk melawan kebejatan moral, narkoba
dan segala macam", katanya.
Soal isu pembubaran organisasi FPI, Nudirman menegaskan bahwa hak berserikat, berkumpul dan berorganisasi di negeri ini dijamin oleh konstitusi. Kegiatan dakwah, katanya, juga bisa dijalankan sebagaimana mestinya.
Terkait dugaan perencanaan anarkisme massa di Kalteng dilakukan oleh Gubernur Teras Narang di gedung pemerintahan, Nudirman mendesak Komisi III untuk melakukan penjernihan masalah ini.
Soal isu pembubaran organisasi FPI, Nudirman menegaskan bahwa hak berserikat, berkumpul dan berorganisasi di negeri ini dijamin oleh konstitusi. Kegiatan dakwah, katanya, juga bisa dijalankan sebagaimana mestinya.
Terkait dugaan perencanaan anarkisme massa di Kalteng dilakukan oleh Gubernur Teras Narang di gedung pemerintahan, Nudirman mendesak Komisi III untuk melakukan penjernihan masalah ini.
"Kita lakukan klarifikasi
yang jernih dengan kepala dingin", kata Nudirman.
Nudirman juga menyampaikan pentingnya mediasi untuk mengetahui siapa pelaku provokasi yang sebenarnya.
Nudirman juga menyampaikan pentingnya mediasi untuk mengetahui siapa pelaku provokasi yang sebenarnya.
Karena menurut analisa Nudirman,
setahun terakhir ini memang ada upaya adu domba terutama antara Islam
dengan Kristen untuk pembusukan NKRI.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar